Jadi Apakah Aku Kelak
Nanti ?
Dulu semasa aku duduk di Sekolah Dasar (SD), aku balajar,
dan bermain. Tanpa pernah terlintas pertanyaan “Jadi Apakah Aku Kelak Nanti ?”.
setelah lulus, Alhamdulillah aku masih bisa melanjutkan pendidikanku ke Sekolah
Menengah Pertama (SMP), itu pun tetap sama, aku hanyak sekolah dan bermain,
serta mengeluh ingin ini, ingin itu, tanpa pernah berpikir mampukah orang
tuaku. Akupun belum pernah terpikir “Jadi Apakah Aku Kelak Nanti ?”. Setelah
lulus SMP, aku melanjutkan ke SMK.
Saat masuk SMK, seperti sekolah-sekolah lain pada
umumnya, diadakannya MABIS (Masa Bimbingan Siswa), dulu kupikir MABIS seperti
aku SMP, ternyata dugaanku salah. Sekolah yang aku tempati ini ternyata
menggunakan Sitem Ketarunaan. kami dibimbing sekitar 17 hari, dan itu dilatih
oleh Koramil setempat. Panas-panasan, push up, sit up, pokoknya sangat lelah
aku menjalankannya. Baru beberapa hari, aku mengeluh kepada orang tua, aku
berkata bahwa diriku menyesal sekolah disana, tapi Bapakku berkata, “jalanin
aja dengan semangat, semakin kamu ngeluh malah semakin kamu capek”, kurang
lebih seperti itu. Akhirnya aku tetap bersekolah disana.
Mungkin saat SMK, pikiranku mulai beranjak dewasa, aku
sempat berpikir “Jadi Apakah Aku Kelak
Nanti ?”. Tepatnya saat aku duduk di bangku kelas 3, aku berpikir, “sudah mampu
apa aku selama kurang dari 3 tahun ?” “sudah bisa apa aku selama kurang dari 3
tahun”. Sempat terlintas sebuah pemikiran konyol, “apakah aku sekolah hanya
sekedar gaya ?” “apakah sekolah hanya tiru-tiru ?” mana manfaatnya sekolah
sekian lama.
Sampai saat ini, aku masih berfikir, "Jadi Apakah Aku Kelak Nanti"




0 komentar:
Posting Komentar